MAKALAH
SISTEM
EKONOMI KAPITALIS DAN KELEMAHANNYA
(Ditujukan
untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Teori Ekonomi I)
Rd.
Deni Danial, S.Sos, MM
Disusun
Oleh:
Kelompok
2:
Tri Pajar
Maulana (1261000
Khoerudin Jamil (1261000
Asep Deri
Nurjaman (1261000
Erbi Sahrul
Irawan (1261000
Fahad Fadilah
Haz (12610007)
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA
CIANJUR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu
sistem perekonomian yang ada di dunia adalah sistem ekonomi kapitalis, yaitu
sistem ekonomi dimana kekayaan produktif terutama dimiliki secara pribadi dan
produksi terutama untuk penjualan. Tujuan dari pemilikan pribadi tersebut
adalah untuk mendapatkan suatu keuntungan yang lumayan dari penggunaan kekayaan
produktif
Pemilikan, usaha bebas dan produksi untuk pasar, mencari
keuntungan tidak hanya merupakan gejala ekonomi. Semua ini ikut menentukan segala
aspek dalam masyarakat dan segala aspek kehidupan dan kebudayaan manusia. Ini
sangat jelas dan motif mencari keuntungan, bersama-sama dengan lembaga warisan
dan di pupuk oleh hukum perjanjian, merupakan mesin kapitalisme yang besar;
memang merupakan pendorong ekonomi yang besar dalam sejarah sampai saat ini.
1.2
Identifikasi
Masalah
Pada masa
permulaanya, kapitalisme ,merupakan semangat yang sering mendapatkan penekanan
adalah sebagai usaha, berani menggambil resiko, persaingan dan keinginan untuk
mengadakan inovasi. Tata nilai yang memadai kapitalisme (terutama dinegara
anglo saxon) adalah individualisme, kemajuan material dan kebebasan politik.
Pertumbuhan kapitalisme dan terutama industrialisasioleh kapitalis, juga
berarti melahirkan kelas bekerja yang besar dinegara lebih maju. Sering
berdesakan di daerah yang kotor di kota-kota industry yang baru berkembang, jam
kerja yang lama dengan upah yang rendah dan dalam keadaan yang menyedihkan dan
tidak sehat, kehilangan lembaga pengatur ysn terdapat didaerah asalnya,
danuntuk selama beberapa decade disisikan sama sekali dari proses politik
pekerja di eropa tidak dapat diabaikan untuk keberhasilan kapitalisme dan juga
merupakan persoalan social dan politik yang paling besar selama tingkat
permulaan kapitalisme indusri ini.
Seiring
berjalannya waktu, prospek kapitalisme tidak begitu cerah seluruhnya segera
sesudah terjadinya kerisis pinalsial yang menalda amerika serikat yang kemudian
berdampak bagi Negara-negara lain. Banyak para kalangan yang mengatakan bahwa ini
adalah saatnya kehancuran kapitalisme.
1.3 Tujuan Pembahasan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Diharapkan mampu memdeskripsikan dan
memahami sitem ekonomi kapitalis.
2. Mampu menalisis sejauh mana kekuatan
ekonomi kapitalis yang banyak dianut oleh Negara-negara barat.
3. Dapat memahami sejauh mana dampak dari
ekonomi kapitalis bagi suatu Negara yang menganutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem
ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi dimana kepemilikan modal terutama
dikuasai oleh swasta dan bukan oleh pemerintah. Sistem
kapitalis sebagai pengganti sistem komunis memberikan dampak yang sangat buruk
bagi perkembangan perekonomian dunia. Kapitalis berasal dari kata capital,
secara sederhana dapat diartikan sebagai ‘modal’. Didalam sistem kapitalis, kekuasaan
tertinggi dipegang oleh pemilik modal, dimana dalam perekonomian modern pemilik
modal dalam suatu perusahaan merupakan para pemegang saham.
Pemegang
saham sebagai pemegang kekuasaan tertinggi disebuah perusahaan akan melimpahkan
kekuasaan tersebut kepada top manajemen yang diangkat melalui Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Tidak jarang dalam suatu perusahaan pemegang saham
terbesar atau mayoritas dapat merangkap sebagai top manajemen.
Hal ini
secara tidak lansung akan menyebabkan top manajemen bekerja untuk kepentingan
pemegang saham dan bukan untuk kepentingan karyawan atau buruh yang juga
merupakan bagian dari perusahaan, karena mereka diangkat dan diberhentikan oleh
pemegang saham melalui RUPS. Situasi ini akan mendorong top manajemen
menjadikan karyawan atau buruh sebagai ’sapi perahan’ dalam mencapai tujuannya,
yang mana ini merupakan inti dari ilmu manajemen.
v Adapun
beberapa kelemahan sistem ekonomi kapitalis, yaitu:
- Kelemahan Sebagai Sistem Dalam Perusahaan Modern
Banyak perusahaan yang memperoleh keuntungan dan
terus meningkat setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan. Apakah
peningkatan keuntungan ini akan diikuti oleh peningkatan atau kenaikan gaji
karyawan atau buruh? Tentu saja jawabanya tidak. Apalagi di Indonesia, dimana
kebanyakan karyawan dan buruh bukan merupakan pegawai tetap dan hanya dikontrak
enam bulan atau setahun. Apakah mereka akan merasakan manfaat dari peningkatan
keuntungan perusahaan? Sekali lagi tentu saja tidak.
- Kelemahan Sebagai Sistem Dalam Lembaga Keuangan Perbankan
Kelemahan mendasar berikutnya dari sistem kapitalis
adalah sistem bunga. Sistem kapitalis memposisikan uang sebagai sesuatu yang
mempunyai nilai berdasarkan waktu, jadi uang akan mempunyai nilai yang berbeda
karena perbedaan waktu. Keadaan ini akan memaksa lembaga keuangan khususnya
perbankan memberikan pertolongan finansial dengan mengharapkan imbalan bunga,
sehingga bunga dapat didefinisikan sebagai ‘tiada pertolongan tanpa imbalan’.
Hal ini bertolak belakang sekali dengan prinsip seorang muslim, karena Islam
merupakan agama terbesar di Indonesia, dimana pertolongan diberikan dengan
ikhlas dan biarlah Allah SWT yang membalas dengan cara-Nya.
- Kelemahan Dalam Sistem Nilai Tukar
Sistem kapitalis sebagai suatu sistem yang mayoritas
diterapkan dibanyak negara, termasuk Indonesia, menempatkan uang sebagai
sesuatu nilai yang berbeda karena perbedaan waktu, tempat, kekuatan daya beli
masyarakat, dan sebagainya. Perbedaan ini akan mendorong para spekulan untuk
mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa peduli terhadap nasib orang
banyak.
- Ketidakmerataan
Kelemahan
sistem ekonomi kapitalis ini, berawal dari persaingan bebas yang menimbulkan
kecenderungan setiap orang untuk lebih mementingkan kepentingannya sendiri.
Bagi orang yang telah berkecukupan, lebih memilih tidak peduli dengan orang
yang kurang mampu, karena kepedulian bukan bagian dari kewajibannya.
Ketimpangan
sosial secara tidak langsung mengubah struktur masyarakat menjadi dua bagian,
kaya dan miskin, dan melegitimasi untuk menuntut lebih banyak kepada negara.
Yang kaya merasa berhak diberi fasilitas lebih karena ia ikut membantu
pembangunan negara, demikian juga yang miskin merasa bahwa ia berhak di
pelihara negara, karena ia miskin akibat negara.
- Ketidakselarasan
Setiap
orang menggunakan kebebasan untuk mengeksploitasi sumber daya yang dimilikinya
dengan efisien guna memmperoleh keuntungan yang lebih banyak. Kelemahan sistem
ekonomi kapitalis seperti itu, menimbulkan Keadaan ini yang menyebabkan
terjadinya eksploitasi sumber daya dengan alasan; apapun yang dikerjakan,
adalah upaya mengaktualisasikan kebebasan.
Bila
prioritas untuk memproduksi barang sosial yang diinginkan tidak dapat
diekspresikan dalam mekanisme pasar, maka kekuatan-kekuatan pasar akan
cenderung mendorong keadaan kepada penggunaan sumber-sumber daya yang tidak
efisien dan tidak merata. Maka tidak akan ada keselarasan dalam kehidupan
masyarakat bila menggunakan sistem ini.
- Mekanisme Profit
Kaum
kapitalis berdalih, efisiensi usaha bisa dijadikan legitimasi untuk menaikkan
batas produksi dan mengurangi biayanya guna mendapatkan keuntungan yang
maksimal. Hal ini dilakukan sebagai alasan bagi pengusaha untuk mempertahankan
produksi dan memenangkan persaingan usaha dengan pihak-pihak lain. Hal ini
tentunya merupakan titik kelemahan sistem ekonomi kapitalis.
- Materialistis
Nilai-nilai
sosial seperti kerja sama, saling membantu, kurang mendapat tempat dalam
kehidupan kapitalis. Kelemahan sistem ekonomi kapitalis yang berujung kepada
sikap seperti itu berawal dari alasan, segala kegiatan ekonomi didasarkan atas
terpenuhinya optimalisasi guna mencapai output produksi dan keuntungan produksi
yang di harapkan. (salah satu contoh akibatnya, baca di sini)
- Krisis Moral
Dalam
kapitalisme, setiap orang mengejar kekayaan agar mendapat peran lebih dalam
masyarakat. Hal ini mengakibatkan perencanaan mendapatkan kekayaan mendominasi
hidup manusia setiap saat. Keadaan ini mempersempit ruang untuk berinteraksi
dengan masyarakat sekitarnya. Akhirnya hal ini yang mengakibatkan manusia
kehilangan unsur-unsur kemanusiaannya (dehumanisasi) dan terasing oleh dirinya
sendiri (aliensi).
Kapitalisme
cenderung menjerumuskan manusia pada sikap yang mempermaklumkan keadaan
(exance), segala sesuatu yang terjadi dianggap sebagai fenomena kehidupan yang
tidak terelakkan. Demikian juga dengan masalah nilai bagi masyarakat kapitalis
tidak diarahkan pada pemahaman salah satu nilai.
- Mengesampingkan Kesejahteraan
Konsep
kapitalis cenderung memahami pertumbuhan ekonomi lebih harus diperhatikan dari
pada pemerataan ekonomi, karena pemerataan akan timbul setelah adanya
pertumbuhan ekonomi (tricle down effect). Kebijakan ini merupakan dampak dari
mekanisme modal yang cenderung berputar pada kalangan pengusaha. Bila pengusaha
mendapatkan keuntungan maka secara tidak langsung akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Kebijakan ini akan menjadi kesejahteraan masyarakat
terabaikan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem ekonomi kapitalis
ternyata tidak selamanya mampu menopang kekuatan Negara-negara barat. Dengan
kegagalan kapitalisme membangun kesejahteraan umat manusia di muka bumi, maka
isu kematian ekonomi kapitalis semakin meluas di kalangan para cendikiawan
dunia. Banyak pakar yang secara khusus menulis buku tentang the death of
economics tersebut, antara lain paul omerod, umar Ibrahim vadillo, critovan
buarque dan sebagainya paul omerod dalam buku the deaths economics (1994).
Menuliskan bahwa ahli ekonomi terjebak pada ideology kapitalisme yang
mekanistik yang ternyata tidak memiliki kekuatan dalam membantu dan mengatasi
resesi ekonomi yang melanda dunia. Mekanisme pasar yang merupakan bentuk dari
sistem yang diterapkan kapitalis cenderung pada pemusatan kekayaan pada
kelompok orang tertentu.
3.2
Saran
Pertumbuhan
ekonomi memilik kaitan yang erat dengan pembangunan polotik yang dijalanka oleh
suatu Negara. Kebijakan pembangunan membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi
suatu Negara, namun demikian pertumbuhan ekonomi semata tidak dapat dijadikan
ukuran keberhasilan sebuah pembangunan. Pertumbuhan ekonoi pada Negara
terbelakang dapat dijelaskan sebagai suatu bentuk ketergantungan dengan Negara
maju. Wujud ketergantungan tersebutk kini dalam bentuk kesatuan ekonomi
kapitalis dunia. Pembangunan politik Negara terbelakang memiliki peran dalam
pertumbuhan ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar